Majalah The Economist edisi 18 Desember 2008 menurunkan laporan utama dengan judul yang bertanya, “Why Music?” Majalah bergengsi terbitan Inggris yang menjadi bacaan wajib kalangan elite itu menyajikan sejumlah hipotesa antropologis, historis, religius, ekonomi, dan tentunya juga politis, mengenai musik. Kesimpulannya Anda pasti sudah tahu: musik merupakan salah satu jenis pangan cinta (food-of-love). Ia seperti makanan, seks, atau politik. Tiap mahluk hidup membutuhkan musik untuk menghibur hati, merayu pasangan, melampiaskan kemarahan, atau menangisi kematian. Musik adalah salah satu obat hati. Musik merangsang perasaan bahagia, sehingga bisa memulihkan saraf-saraf di otak yang rusak.
Musik yang nyaman dapat mengkultivasikan temperamen seseorang, memurnikan pikiran, dan menyampaikan suatu rasa keindahan. Musik mampu mengatasi semua batasan geografis dan kultur sosial-religius. Musik adalah ungkapan yang paling spontan dari semua ekspresi dalam kehidupan. Menurut sumber dari wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Bahwa musik adalah bahasa hati manusia didunia, siapa saja bisa menikmati bagi mereka yang mampu mengapresiasi, Bahasa musik sebenarnya tidak mengenal ras, suku, bangsa.Musik mempengaruhi perilaku manusia. Itulah kenapa tiap musik pasti punya ciri khas genre mereka, coba kamu perhatikan perbedaan perilaku dan dandanan anak punk, anak RnB, anak underground, anak dangdut sampe anak ayam, akan kelihatan dengan jelas bagaimana setiap genre musik mendefinisikan gaya dan dandanan mereka masing-masing. Musik juga mempengaruhi perkembangan IQ (Intelligent Quotion) dan EQ (Emotional Quotion) seseorang.
Dari penelitian terakhir musik tidak hanya digunakan untuk entertainmen saja, tapi udah menjurus kepada pembentukan karakter dan penyebaran paham-paham yang nggak bener. Ibu-ibu jaman sekarang lebih seneng mendengarkan musik klasik pada saat mereka hamil, dengan harapan supaya anak mereka terlahir dengan tampang klasik, eh bukan, maksudnya lebih cerdas/jenius. Musik adalah bahasa universal. Lewat suaranya, musik mampu menembus batas-batas etnis dan perbedaan, membentuk bahasa keindahan.
Ada seorang sahabat bercerita secara luas, barangkali sulit dipercaya, namun musik ternyata berpotensi menyembuhkan stroke. Meski prosesnya baru sebagian dapat dikuakkan, paling tidak kabar ini cukup menyegarkan bagi dunia kesehatan. Tubuh Nathalie yang berusia tiga tahun tergeletak di tempat tidur yang berpagar jeruji. Ia lahir dengan kelainan kepala besar (hydrocephalus). Karena tekanan, otaknya rusak. Beberapa waktu lalu, tiba-tiba dia harus mendapatkan bantuan pernapasan. Anehnya, ketika ada benda asing di saluran pernapasannya, si kecil bisa protes dengan kaki dan tangannya. Dokter segera menenangkan Nathalie dengan obat-obatan. Di New Yorker Beth Israel Medical Center, para dokter mencoba memberinya pengobatan alternatif. Dr. Joanne Loewy yang saat bertugas tidak mengenakan pakaian dokternya, tampak seperti dukun. Saat masuk ke kamar si kecil Nathalie, dia merundukan kepalanya ke pasien kecilnya itu. Lalu, dia mengelilingi tempat tidurnya sambil membunyikan peralatan musik dengan aneka nada. Saat “bermandikan” musik, Nathalie kelihatan sedikit tenang. Otot-ototnya pun tidak lagi kaku dan dari monitor tampak grafik denyut jantungnya menurun. Setelah mengelus-elus kepala Nathalie, Joanne meninggalkan kamar itu, napas si kecil tampak teratur dan wajahnya tampak tenang. Selain mengurus Nathalie, Joanne memimpin tiga penelitian di Beth Israel Medical Center untuk mengetahui bagaimana musik bisa memperingan penderitaan anak AIDS, leukemia, asma, dan gangguan otak yang berat. Joanne melihat musik bisa banyak meringankan keadaan mereka. Menurut penelitian terbaru - seperti pada Nathalie - musik berpengaruh langsung ke otak dan berakibat ke proses kerja tubuh. Pasien pilih musik sendiri Di AS dan Jerman, dengan metode yang lebih modern sekelompok peneliti secara intensif mengamati musik yang sejak ratusan tahun diketahui punya kekuatan menyembuhkan. Musik sebagai terapi sudah sering dipakai, lewat walkman mini kondisi pasien kecil yang berada di inkubator distabilkan, untuk menenangkan mereka yang kesakitan di kursi dokter gigi atau yang sedang berada di ruang bersalin, bahkan juga dipakai di pusat rehabilitasi pasien stroke. Pada penyakit yang tidak dapat disembuhkan seperti alzheimer, musik membantu kondisi mental sang pasien agar tidak makin mundur. Salah seorang pioner terapi musik adalah dr. Ralph Spintge, seorang ahli anestesi dari rumah sakit olahraga Hellersen di Ludenscheid, Jerman. Di Hellersen, bukan cuma kamar saja yang dilengkapi musik, tetapi juga ruang operasinya. Dari peralatan teknologi modern yang terdiri atas enam saluran, pasien yang cuma dibius lokal bisa memilih irama musik yang dia sukai, mulai dari Big-Band-Sound ala Glenn Miller sampai musik klasik. Di ruang operasi ini, headphone boleh dipakai. Selama ini kebanyakan dokter bedah menilai positif penggunaan musik. Dalam suatu penelitian di State University of New York di Buffalo, dengan mendengarkan musik para pelaku operasi merasa rileks saat mengerjakan “tugasnya” - tekanan darah dan denyut jantung mereka memang naik karena tugas berat itu tapi cuma sedikit. “Setelah empat tahun kami melakukan investasi musik, banyak yang dihemat!” ujar Ralph Spintge. Kebutuhan akan obat penenang turun sampai 50%. Selain itu, karena kebanyakan pasien lebih rileks saat dioperasi, komplikasi jarang terjadi sehingga masa rawat inap bisa diperpendek. Spintge, dokter di Ludenscheid yang juga profesor tamu di Institut Penelitian Musik Universitas San Antonio, Texas, mempunyai beberapa pertanyaan berkaitan dengan pengaruh musik terhadap manusia. Mengapa musik bisa berperan dalam pengobatan? Sifat musik yang mana yang dapat mempengaruhi tubuh manusia, terutama sekali otak? Apakah mungkin ada jenis musik tertentu untuk penyakit tertentu? Sampai di antariksa Menurut penelitian terakhir dan pengamatan klinisnya, memang ada hubungan antara musik dan pengobatan. “Di dalam tubuh kita pun ada musik, mulai dari irama detak jantung, pernapasan, sampai berbagai aktivitas otak. Selain itu, tubuh juga terpapar musik dari luar,” katanya. Dasar penelitiannya sampai saat ini memang masih harus dilengkapi. Namun, dia melihat musik sering dipakai sebagai pengatur kegiatan manusia. Roket, kapal selam, pesawat ruang angkasa MIR Rusia pun dilengkapi peralatan musik dengan program khusus untuk mengatur agar para penumpangnya mengantuk atau jangan mengantuk. Berdasarkan data-data penelitiannya, Spintge bersama para ahli matematika dan fisika, masih menyelidiki metronom biologis apa yang berdetak dalam diri kita dan bagaimana musik dapat berpengaruh dalam pengobatan. Dari hasil EKG (elektrokardiogram), dalam keadaan tenang dan tidak kesakitan, grafik jantung seseorang tidak melompat-lompat. Sebaliknya, pada saat sedang ketakutan, kesakitan, atau dilanda stres, ritme jantungnya “membeku” di frekuensi tertentu. Berdasarkan hal ini, para medis merasa perlu membuat rileks para pasien dengan memperdengarkan musik. Ternyata cukup berhasil. Musik sebagai alat terapi yang dapat menyembuhkan bisa terlihat pada Imme Kramer. Warga Frankfurt ini menderita penyakit keturunan yang amat menyakitkan dan sampai saat ini belum ada obatnya. Jaringan ikatnya melemah hingga mengganggu organ dalam lainnya, termasuk jantung. Sudah tiga kali ia mengalami serangan jantung ringan. Dr. Ralph Spintge merasa, wanita yang berusia 48 tahun ini perlu dirilekskan. Pada mulanya dibutuhkan paparan musik dari headphone selama 15 menit untuk membebaskan dia dari keadaan stres, berdasarkan pantauan terhadap aktivitas ototnya. Setelah tiga minggu dirawat dengan terapi musik, cuma lima menit mendengarkan musik, dia sudah bisa tenang kembali. Prof. Thaut menganggap, musik merupakan komponen penting dalam terapi. Prof. Thaut yang kelahiran Hamburg dan direktur pusat penelitian musik untuk biomedis dan rehabilitasi saraf di Colorado State University di Fort Collins meneliti pengaruh musik terhadap organ alat gerak. Dia melihat, para penari langsung menggoyangkan kaki begitu mendengar musik. “Keajaiban” untuk pasien stroke Baru-baru ini, para ilmuwan mulai mengamati mekanisme fisiologis yang menghubungkan alat pendengar dengan sistem motorik manusia. “Baru sekarang dapat dilakukan karena baru kini tersedia teknologi komputer yang menciptakan irama tertentu, dan juga video yang bisa merekam setiap gerakan para sukarelawan. Dengan video ini bisa dilihat setiap perubahan gerakan sekecil apa pun,” ujar Thaut. Ternyata organ pendengaran pada manusia lebih baik daripada organ penglihatan. Pada zaman nenek moyang, hanya manusia yang punya pendengaran baik yang bisa bertahan hidup. Karena dengan mengandalkan pendengaran yang baik itu, mereka bisa menghindar dari serangan binatang-binatang buas. Salah satu kemampuan dasar indera pendengaran adalah mendengar irama. Sejak berupa embrio, manusia sudah mendengar irama, yakni irama detak jantung sang ibu. Menurut kelompok kerja Michael Thauts pada Fort Collins, otak manusia sangat cepat menerima ritme dari luar dan mengubahnya menjadi gerakan. Hal ini terlihat pada para sukarelawan yang gerakannya direkam dengan video. Menurut Thaut, “Otak sangat cepat menerima irama dan segera memerintahkan gerak motorik untuk bekerja.” Dari sudut pandang medis, Thaut mempertanyakan apakah mekanisme yang merangsang ini tetap bisa berpengaruh terhadap manusia yang otaknya rusak? Banyak pasien stroke atau pasien parkinson tidak bisa melangkahkan kakinya atau mengkoordinasikan langkah mereka. Anehnya, menurut kelompok kerja Prof. Thaut, mereka bisa melangkahkan kaki kembali setelah mendengarkan musik dengan irama tertentu. Seperti ada suatu kekuatan yang memungkinkan mereka dapat berjalan kembali. “Mereka tidak perlu belajar lagi jalan!” ujar Prof. Thaut. Di pusat rehabilitasi di AS, para pasien stroke disuruh berbaris sambil mendengarkan musik mars yang berirama dua dan empat ketukan lewat walkman. Ternyata, jenis musik ini mampu menstimulasi otak. Tujuan perawatan ini agar si pasien terbiasa dengan irama dan kebutuhan telinga dalam bisa terpenuhi. Dengan ini, lama kelamaan mereka dapat bergerak normal lagi walau tanpa musik. Hasil penyelidikan menunjukkan, kemampuan koordinasi motorik otak yang terlatih tadi lama kelamaan akan menunjukkan perbaikan. Contoh lain tentang kehebatan musik tampak pada seorang pasien alzheimer yang sudah tak ada harapan di pusat rehabilitasi New Yorker Beth Abraham. “Pasien ini menderita parkinson hebat, tubuhnya gemetar seperti orang kedinginan. Walau demikian, dia masih berusaha untuk bermain piano. Dia memainkan lagu-lagu dari komponis favoritnya, yakni Frederic Chopin. Kalau sudah demikian, dia bisa duduk berjam-jam di depan piano dan lupa akan penyakitnya. Rupanya, saat dia bermain dan terbuai oleh lagunya itu, tubuhnya bereaksi,” ujar Concetta Tomaino, direktur program terapi musik pada rumah sakit Beth Abraham. Berdasarkan pengamatan di kliniknya, Concetta Tomaino melihat musik mampu “menggali” ingatan pasien-pasiennya. “Saya pernah mencobanya pada pasien alzheimer yang kemampuan berpikirnya hampir hilang sama sekali. Ketika saya memainkan musik yang dia kenal sewaktu mudanya, tiba-tiba dia jadi ingat akan tempat dan orang-orang yang pernah dia kenal.” Memang fenomena seperti itu sampai sekarang belum jelas seluruhnya. Yang penting musik telah berhasil mengaktifkan kembali otak. Concetta Tomaino yang bekerja sama dengan para ahli saraf dan otak dari New Yorker Albert Einstein College of Medicine memperkirakan, “stimulasi total” dengan musik bisa memperbaiki minimal sebagian daerah fungsi otak yang rusak. Hal ini juga terjadi pada pasien stroke. Mereka tidak bisa bicara, tapi bisa sedikit bernyanyi. Ini berhubung daerah otak yang mengendalikan kedua jenis aktivitas itu memang berbeda. Pada beberapa kasus, fungsi bicara bisa diaktifkan kembali dengan nyanyian, tetapi butuh waktu yang agak lama. “Tampaknya jaringan saraf yang ‘lumpuh’ bisa diaktifkan kembali dengan stimulasi yang tepat. Yakni dengan musik,” ujar Concetta Tomaino.
Demikian keberadaan musik dalam kehidupan tak bisa dinafikan ada sebuah ungkapan, yang berarti bahwa musik adalah sarana yang paling efektif untuk mengekspresikan berbagai hal. Banyak orang yang ketika merasa senang dan bahagia, mengekspresikannya melalui musik, demikian juga ketika merasa marah, sedih dan sebagainya. Musik adalah pengkomunikasian ide ide yang paling universal, yang paling bisa diterima oleh siapa aja. Musik juga memiliki banyak atribut yang menempel kepadanya. Bagi para musisi, musik adalah ajang ekspresi diri, ajang untuk menunjukkan integritas dan personal dirinya. Bagi kalangan industri, musik adalah lahan pendapatan yang tidak akan pernah kering karena ide ide musik dari para musisi tidak akan pernah habis.
Musik adalah Jiwaku. Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Musik adalah sekumpulan nada yg memiliki kepaduan dan harmonisasi yang semuanya itu terikat dalam satu irama dan tempo yang beraturan. Musik adalah jemari halus yang mengetuk pintu kalbu untuk membangunkan kehangatan dari tidurnya yang lelap. Musik adalah susunan melodi yang berirama yang dapat membuat otak manusia merasakan kenyamanan bila mendengarnya. Musik adalah Ruang dan Waktu. Musik adalah Jembatan.
Seorang filsuf bernama Arthur Schopenhauer [1788-1860] pernah mengatakan musik adalah salah satu jalan untuk manusia keluar dari dunia yang penuh dengan penderitaan, sebab manusia hanya memiliki dua jalan yaitu estetis (seni) dan etis (perbuatan baik). Bahkan seorang filsuf atheis seperti Friedrich Nietzsche [1844-1900] berujar, hanya musik yang memberikan arti dalam hidup manusia. Musik dapat menjadi tempat pelarian sementara manusia dari kenyataan hidup.
Secara filosofis, musik bisa menjadi salah satu alat pengeluaran manusia yang paling efektif ketika merasakan sedih, seneng, gembira, atau ketika sedang terpuruk. Para peneliti dalam bidang pengobatan tengah melakukan penelitian terhadap khasiat-khasiat pengobatan dari musik. Semasa dalam kandungan ibunya, seorang bayi dapat mengembangkan suatu reaksi terhadap musik. Dari lima indera manusia, kemampuan pendengaran manusia adalah hal pertama yang “dapat tercerahkan” Bayi yang belum lahir di dalam kandungan ibunya dapat mendengar detak jantung, nafas, dan pembicaraan ibunya. Karena itulah para orang tua modern memberikan para bayinya pendidikan pra-lahir, seperti mendekatkan ibu-ibu hamil kepada musik. Secara klinis musik yang elegan dan rileks membantu mengurangi tingkat stress, melapangkan pernafasan dan memelihara organ.
Seorang ilmuwan Amerika menemukan bahwa musik terdiri atas gelombang-gelombang resonansi, yang dapat mempengaruhi perasaan seseorang dan menenangkan tubuh manusia. Sementara itu, musik mengandung berbagai macam irama, sedangkan pergerakan tubuh kita cenderung mengikuti irama-irama musik. Karena itu, perubahan-perubahan irama musik dapat mempercepat dan mengatur bioritme-bioritme kita. Karenanya, beberapa dokter mahir akan secara sungguh-sungguh memilih musik dengan berbagai macam irama untuk menyembuhkan para pasien dari berbagai gejala penyakit.
Musik adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi dan distribusi dari rekaman suara. “Langit Musik” adalah sebuah portal yang bergerak di daerah bisnis generasi baru di dunia musik. Industri musik adalah sama seperti industri lainnya yaitu Bisnis. Musik juga merupakan komoditas yang laris sehingga menjadi bagian dari aktivitas ekonomi berskala raksasa di seluruh dunia. Selain berfungsi ekonomis, secara politis musik berfungsi pula sebagai alat yang ampuh untuk membentuk solidaritas kelompok yang mengajak orang untuk bersatu padu. Itu sebabnya lagu kebangsaan menjadi media untuk mengingatkan warga agar loyal kepada negara dan bangsanya. Tim-tim olahraga cabang apapun yang berhasil merebut gelar juara tak pernah lupa merayakan pesta kemenangan mereka dengan lagu We are the Champions karya Queen.
Pakar primata dari Oxford University, Inggris, Robin Dunbar secara intensif melakukan penelitian terhadap solidaritas kelompok kera, monyet, dan sejenisnya. Species yang oleh sebagian orang diyakini sebagai nenek moyang manusia ini mempunyai kebiasaan unik, yakni senang saling merawat/membersihkan (grooming). Ternyata, manusia pun mempunyai kebiasaan yang mirip, yakni melakukan perawatan sosial (social grooming) di antara sesamanya. Dan, dua jenis ajang perawatan sosial yang melibatkan ribuan orang adalah konser dan kampanye politik.
Di kedua ajang itulah solidaritas kelompok itu dapat dijalin secara efektif. Dan, ritual perawatan sosial mutlak menyertakan pula itu media komunikasi yang paling purbakala sekaligus amat efektif, yakni musik. Musik, apalagi yang sudah disertai dengan lirik, merangsang otak manusia untuk memicu munculnya aneka bentuk refleks yang dengan cepat mencetak imaji-imaji visual pada bagian otak yang bernama cerebral cortex.
Musik tanpa lirik alias instrumentalia bagaikan hamburger tanpa daging. Dan tak banyak musisi yang pandai menulis lirik meskipun mereka mampu memainkan berbagai macam instrumen. Penulis lirik yang indah tak ubahnya penulis pidato-pidato yang inspiratif. Vokalis yang beraksi di panggung sama memukaunya dengan orator ulung atau singa podium. Jika Bung Karno menulis pidatonya sendiri, George Harrison dan Ringo Starr percaya 100 persen kepada John Lennon dan Paul McCartney untuk menulis lirik lagu-lagu The Beatles.
Musik yang menyentuh hati nurani dengan lirik yang puitis tak berarti tanpa musisi-musisi yang menyajikannya. Posisi musisi yang paling strategis di era kejayaan musik modern ini adalah vokalis, biduan/biduanita, atau penyanyi. Tak heran Mick Jagger (Rolling Stones) atau Robert Plant (Led Zeppelin) disebut sebagai front man karena tugas dan peranan mereka yang paling dominan. Seperti ketua umum partai politilk yang sedang berkampanye, Jagger dan Plant menguasai panggung. Mereka ibarat burung cendrawasih yang mempertontonkan bulu-bulu yang indah dan beraneka warna. Mereka adalah sosok yang menghibur rakyat yang papa dan mengingatkan pula rakyat yang mapan.
Oleh sebab itu nyaris tak ada perbedaan antara apa yang dilakukan Jagger maupun Plant, dengan apa yang dikerjakan orator-orator ulung macam Bung Karno, Fidel Castro, atau Barack Obama. Seperti halnya suku-suku tribal di zaman baheula, mereka dibantu para tetua, dukun-dukun, ribuan staf, dayang-dayang, sampai para pengawal. Struktur organisasi suku tribal pada masa manusia berprofesi sebagai pemburu itu belum berubah sampai sekarang. Tur Rolling Stones melibatkan ratusan orang, begitu pula tim kampanye Obama.
Mick Jagger, Plant, Bung Karno, maupun Barack Obama tentu sosok yang mempunyai kelebihan. Mereka pasti karismatis dan jumlahnya amat sedikit karena, ibaratnya, hanya lahir sekali dalam 1.000 tahun. Proses kreativitas mereka dalam menciptakan karya musik dan politik nyaris serupa. Mereka berbakat, karismatis, dan cepat menangkap berbagai aspirasi yang diterjemahkan menjadi pemikiran, narasi, pidato, atau lirik yang membuat lena penggemar. Buktinya puluhan juta Sukarnois rela pejah gesang nderek gusti demi Bung Karno. Plant dan Jagger didewa-dewakan jutaan generasi the baby boomers yang anti Perang Vietnam. Che Guevara dan John Lennon disembah sebagai super human bahkan di negara-negara yang penduduknya tak mengerti bahasa Spanyol dan Inggris.
Musik adalah salah satu jalan untuk menyampaikan pesan, ambil contoh saja The Beatles dengan lagu Taxman-Nya dan John Lennon dengan lagu Imagine-Nya, Dalam lagu The Beatles berjudul “Taxman”, lagu buatan salah satu personil The Beatles yakni George, konon ia membuat lagu ini setelah mengetahui bahwa untuk tiap 1 pound yang ia peroleh, sekitar 95%-nya dibayarkan untuk pajak. Karena itu, pada lirik lagu ini ada kalimat “there’s one for you nineteen for me”. Sebagaimana juga sebagaimana yang terlintas di kepala John Lennon. Bayar pajak memang mengesalkan. Mungkin Lennon enggan, tapi rasanya uangnya tak akan habis hanya untuk bayar pajak. Negara lahir untuk menghindari kekacauan. Nyatanya, kekacauan yang dilenyapkan negara hanya menghasilkan pembungkaman yang menusuk sisi-sisi kemanusiaan atas nama negara. Mungkin itu yang dibenci Lennon dari negara. Banyak orang yang mati negara-namun tidak semuanya dilabeli pahlawan, karena banyak juga yang dilebeli sebagai pengkhianat. Seperti halnya sejarah, negara juga dibangun dengan lumuran darah. Ketika Republik ini dibangun pun bergalon darah tercecer oleh Revolusi-tidak heran bila Soekarno bilang, bahwa Revolusi pasti akan mengorbankan anaknya-pada awal kemerdekaan Republik mimpi ini. Lantas, bila negara terbangun apakah akan selesai tetesan darah itu? Rasanya belum darah masih akan menetes entah untuk siapa? Katanya untuk negara. Lantas orang miskin akan bertanya, siapa itu negara? Apakah negara itu orang-orang kaya? Orang kulit hitam di Afrika Selatan zaman Apartheid bertanya, apakah negara itu orang-orang kulit putih. Di Burma orang juga pasti bertanya, apakah negara itu milik kaum mayoritas?
Negara nyatanya tidaklah milik rakyat-padahal negara disetting untuk melayani kebutuhan manusia yang bernafas naungan wilayah yang diklaim negara itu. Apa yang banyak terjadi, Negara tidak lebih dari institusi yang didominasi orang-orang kolot.
John Lennon bukan negarawan-walau nama tengahnya Winston yang dicomot dari nama Winston Churchild. Imagine there no country, seperti dalam lirik lagu Imagine rasanya kurang dipedulikan orang. Lagu anti perang dan penindasan itu kerap dinyanyikan ketika terjadi bencana alam. Lagu ini sebenarnya bukan menggugat alam kejam buah tangan Tuhan ini. Imagine lebih bicara tentang kebodohan manusia. Lennon memang bukan sejarawan, namun Lennon merasa Negara juga penindas. Lihat saja zaman raja Louise di Perancis. Zaman sekarang, dimana manusia merasa merasa paling beradab dari masa sebelumnya, Negara masih tetap dengan jiwa yang sama-hanya dengan wajah berbeda saja. Ini zaman dimana demokrasi adalah wajah negara di dunia. Negara kerap merasa menjadi penguasa dunia. Seperti kata Marx, negara adalah institusi yang berhak menggunakan kekerasan kepada rakyatnya. Dengan kata Marx itu, betapa kaum komunis juga komunis, tidak memiliki konsep negara ideal ala Marxis. Mengapa harus ada Uni Soviet pascaRevolusi Rusia Oktober 1917. Marx sendiri tidak berkoar soal negara kecuali menggugat sistem kapitalis-di mana negara-negara besar di Barat bersekutu dengan pemilik modal. Di mana rakyat sebagai manusia diperbudak. Negara bisu ditengah derita sebagian besar manusia oleh injakan sejarah. Negara bahkan menjadi kaki yang menginjaknya. Karya Lennnon, berjudul Imagine, dan tanpa Lennon sadari, berusaha menghentikan penginjakan kaki sejarah atas manusia-”menghapuskan penghisapan manusia atas manusia” kata Marx. Lennon bukan Marxis yang inginkan Negara tidak ada-kecuali masyarakat Sosialis bagi kaum marxis tapi entahlah masyarakat macam apa yang diinginkan John Lennon. Bayangkan bila tidak ada negara. Tidak akan ada orang yang mati untuk negara juga tidak ada kekerasan. Itu yang terngiang pada pertengahan lagu Imagine yang ditulis John Lennon. Sayang lagu itu lebih banyak dianggap bualan Lennon saja-padahal tidak sulit membayangkannya kecuali mewujudkannya. Dunia, bagi banyak manusia, butuh Tuhannya sendiri. Negara, Tuhan, manusia di dunia itu, akan murka bila meresapi lagu Imagine-nya John Lennon itu-juga bila membaca tulisan itu, sendiri. Hal itu tentu-Nya terlepas salah atau benar, dan namun demikian bagi penulis kesalahan dan kebenaran adalah garis batasnya transparan?
Negara nyatanya tidaklah milik rakyat-padahal negara disetting untuk melayani kebutuhan manusia yang bernafas naungan wilayah yang diklaim negara itu. Apa yang banyak terjadi, Negara tidak lebih dari institusi yang didominasi orang-orang kolot.
John Lennon bukan negarawan-walau nama tengahnya Winston yang dicomot dari nama Winston Churchild. Imagine there no country, seperti dalam lirik lagu Imagine rasanya kurang dipedulikan orang. Lagu anti perang dan penindasan itu kerap dinyanyikan ketika terjadi bencana alam. Lagu ini sebenarnya bukan menggugat alam kejam buah tangan Tuhan ini. Imagine lebih bicara tentang kebodohan manusia. Lennon memang bukan sejarawan, namun Lennon merasa Negara juga penindas. Lihat saja zaman raja Louise di Perancis. Zaman sekarang, dimana manusia merasa merasa paling beradab dari masa sebelumnya, Negara masih tetap dengan jiwa yang sama-hanya dengan wajah berbeda saja. Ini zaman dimana demokrasi adalah wajah negara di dunia. Negara kerap merasa menjadi penguasa dunia. Seperti kata Marx, negara adalah institusi yang berhak menggunakan kekerasan kepada rakyatnya. Dengan kata Marx itu, betapa kaum komunis juga komunis, tidak memiliki konsep negara ideal ala Marxis. Mengapa harus ada Uni Soviet pascaRevolusi Rusia Oktober 1917. Marx sendiri tidak berkoar soal negara kecuali menggugat sistem kapitalis-di mana negara-negara besar di Barat bersekutu dengan pemilik modal. Di mana rakyat sebagai manusia diperbudak. Negara bisu ditengah derita sebagian besar manusia oleh injakan sejarah. Negara bahkan menjadi kaki yang menginjaknya. Karya Lennnon, berjudul Imagine, dan tanpa Lennon sadari, berusaha menghentikan penginjakan kaki sejarah atas manusia-”menghapuskan penghisapan manusia atas manusia” kata Marx. Lennon bukan Marxis yang inginkan Negara tidak ada-kecuali masyarakat Sosialis bagi kaum marxis tapi entahlah masyarakat macam apa yang diinginkan John Lennon. Bayangkan bila tidak ada negara. Tidak akan ada orang yang mati untuk negara juga tidak ada kekerasan. Itu yang terngiang pada pertengahan lagu Imagine yang ditulis John Lennon. Sayang lagu itu lebih banyak dianggap bualan Lennon saja-padahal tidak sulit membayangkannya kecuali mewujudkannya. Dunia, bagi banyak manusia, butuh Tuhannya sendiri. Negara, Tuhan, manusia di dunia itu, akan murka bila meresapi lagu Imagine-nya John Lennon itu-juga bila membaca tulisan itu, sendiri. Hal itu tentu-Nya terlepas salah atau benar, dan namun demikian bagi penulis kesalahan dan kebenaran adalah garis batasnya transparan?
Memang tak bisa dinafikan! Musik seperti agama tak bertuhan. Rasa Penasaran! Orang bertanya-tanya, bagaimana sejarah-Nya musik didunia? Sejarah musik dipercaya dimulai dari masa lalu dan dipelopori oleh musik Asia, musik Persia, musik india, musik yahudi, musik romawi, musik Mesopotamia, musik mesir, musik islam, dan juga musik yunani. Namun, dari semua musik tersebut, musik era yunani adalah musik yang terbaik dan yang paling terkenal diantara yang lain. Literasi musik dari Yunani sangatlah mempengaruhi perkembangan musik di seluruh dunia. Di masa setelah Yunani kuno, teori musik dari Yunani mempelopori adanya musik keagamaan di dunia barat dan juga musik-musik klasik. Seperti sejarah Yunani yang penuh dengan kejayaan dibidang penemuan dan juga peradaban rakyatnya, musik juga berkembang dengan baik. Di Yunani pada masa lampau, musik digunakan untuk hiburan, perayaan rakyat, dan juga kegiatan kegamaan. Musik sangatlah penting untuk peradaban masyarakat Yunani. Bahkan, pada masa Yunani kuno, musik adalah sebuah mata pelajaran wajib dimana para pria Yunani kuno sudah diajarkan tentang musik sejak usia 6 tahun.
Di musik era Yunani kuno, alat musik yang dimainkan oleh masyarakat Yunani sangatlah menarik untuk ukuran jaman tersebut. Salah satu alat musik yang sangat terkenal adalah aulos yang terbuat dari dua buah alang-alang. Lalu juga ada alat musik petik yang dinamakan lyre. Namun juga ada jenis khusus dan special dari lyre yang dinamakan kithara. Alat-alat musik dari era Yunani kuno, kedepannya menjadi cikal bakal dari alat musik modern. Salah satu contohnya, Lyre kedepannya menjadi cikal bakal dari kecapi.
Contoh nyata dari musik era Yunani adalah musik rakyat yang terbagi menjadi lagu acritik dan lagu klephtic. Musik akritic berasal dari Akrites, seorang penjaga perbatasan dari kerajaan byzantine. Sedangkan perkembangan dari musik klephtic dimulai setelah berakhirnya era kerajaan byzantine. Musik klephtic berkembang sesaat sebelum revolusi Yunani. Musik ini dikembangkan oleh Kleftes, pasukan yang bertarung melawan kerajaan ottoman. Pada dasarnya, musik klephtic bersifat monophonic dan tidak menggunakan harmoni sama sekali. Masih banyak lagi musik dari era Yunani yang sangat terkenal. Sebut saja palea dhimotika yang dimainkan dengan kleftiko. Lalu ada nisiotika yang merupakan lagu rakyat dari Pulau Aegean. Salah satu lagu terkenal dari Nisiotika adalah ikariotiko traghoudhi atau lebih terkenal dengan nama lagu dari Ikaria. Lalu juga ada musik dari Pulau Kreta yang masih termasuk wilayah Yunani. Banyak sekali pemain lyra berbakat dari Kreta. Sebut saja Nokos Xylouris, Antoniss Xylouris, Thanassis Skordalos, dan Kostas Moundakis. Salah satu lagu terkenal dari Kreta adalah tabachaniotika yang merupakan cikal bakal dari rebetiko, musik dari café-aman yang merupakan musik gabungan dari Yunani dan musik timur. Hal ini berkat beberapa warga Kreta yang berasal dari kawasan Asia.
Ada satu saat dalam sejarah musik di mana semua pihak yang berlawanan pandangan bersepakat, dan saat itu ada pada Mozart. Dialah komposer yang tidak perlu merevisi satu nada pun dalam karyanya. Mozart adalah musisi dan komponis besar yang, menurut Robert Schumann, merupakan salah satu dari tiga jenius musik bersama Ludwig van Beethoven dan Johann Sebastian Bach. Pencapaiannya dianggap setingkat dengan prestasi Raphael dan Shakespeare di bidangnya. Sebagian orang menyebutnya salah satu jenius terbesar dalam peradaban Barat. Dia telah menghasilkan lebih dari 600 karya selama hidupnya yang hanya 35 tahun.
Reedit: konjiberayak.blogspot.com
Sumber: waarsite.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar